Ditengah perjalanan sesekali Pak Rois mematikan mesin speedboat dikarenakan harus menerjang gelombang setinggi dua sampai tiga meter, pada saat itu terbesit dalam benak mungkin inilah petualangan terakhir kami
Danau Kakaban yang berada di tengah laut ini memiliki keunikan yaitu pada permukaannya terdapat asin dan dihuni oleh ubur-ubur jinak (stingless jellyfish), sedangkan pada dasar danau airnya dihuni oleh ikan air tawar dan biota lainnya.
Sudah dua hari kami di Pulau Derawan, ternyata belum bisa pergi ke Pulau Kakaban, Pulau Sangalaki atau Pulau Maratua dikarenakan angin kencang yang menyebabkan tingginya gelombang air laut.
Di Pulau Derawan air laut memang nampak tenang tapi ditengah sana gelombang tinggi, ujar Pak Rois pemilik speedboat, sambil menunjuk ke tengah laut.
Sudah banyak kejadian nelayan yang terombang-ambing di laut lepas hingga terdampar sampai ke Filipina.
Biasanya cuaca bersahabat ada pada awal tahun dan pertengahan tahun, kami berada di waktu yang tepat namun cuaca bisa saja berubah setiap saat, jadi sebelum berangkat ke derawan sebaiknya cek kembali kondisi cuaca terbaru.
Esok harinya kami berangkat ke Pulau Kakaban di pagi hari dengan menggunakan speedboat kecil, dua orang penumpang beserta Pak Rois di kemudi, ditengah perjalanan sesekali Pak Rois mematikan mesin speedboat dikarenakan harus menerjang gelombang setinggi dua sampai tiga meter, pada saat itu terbesit dalam benak mungkin inilah petualangan terakhir kami.
Perlahan namun pasti kami sampai di Pulau Kakaban, tapi tantangan belum berakhir speedboat tidak memungkinkan berlabuh ke dermaga dikarenakan gelombang tinggi, alhasil kami harus berenang sembari menjaga seluruh bawaan tetap kering, ya.. kami berenang dengan tangan diatas sambil memegang tas kamera, ukulele, tas pakaian, lumayan tiga kali bolak-balik 😂.
Pulau Kakaban tidak berpenduduk, hanya dihuni oleh Ranger, yang bertugas menjaga pulau tersebut, disekitar pantai ditumbuhi bakau, rumah bagi ikan, kepiting, teripang, dan ular laut.
Menuju ke danau yang berada di tengah pulau ditempuh dengan jalan kaki sekitar 500 meter saja dari dermaga, teduhnya pepohonan menemani perjalanan menuju danau, kemudian berenang dan bersentuhan langsung dengan stingless jellyfish.
Kami sudah sampai di Surga, dan enggan kembali
Maka, nikmat-Nya yang mana lagi yang hendak kau dustakan?
Bayangkan danau dengan ekosistem unik seperti ini hanya ada dua di dunia, di Indonesia dan di Micronesia, di kawasan Laut Pasifik.
Dari tujuh pulau yang dimiliki Kabupaten Berau Kalimantan Timur, Pulau Kakaban merupakan yang terbaik.
Semua lelah dah was-was ini terbayar sudah.
Jangan pernah mengaku petualang sejati kalau belum sampai di Danau Kakaban.